Selasa, 09 November 2010

Berita Harian dari VOA Indonesia

Berita-Berita Utama

Kemitraan Strategis AS-Indonesia Resmi Diluncurkan

SBY tawarkan tambahan beasiswa bagi pelajar Amerika yang mau belajar di Indonesia.

Ibu negara Michelle Obama, Presiden Obama, Presiden Yudhoyono, dan ibu negara Ani Yudhoyono.

Presiden Obama Puji Indonesia sebagai "Negara yang sedang Bangkit"

Obama juga mengatakan AS dan Indonesia termasuk tiga negara demokrasi terbesar di dunia yang punya tradisi pluralisme.

Perancis akan Hadiri Acara Penyerahan Nobel Perdamaian

Perancis mengatakan tak akan tunduk pada tekanan Beijing agar tak menghadiri penyerahan Nobel Perdamaian bagi Liu Xiaobo.

Memoar Bush: Tak Perlu Minta Maaf atas Perang Irak

George W. Bush mengatakan ia terus menerus "merasa mual" terkait kegagalan menemukan senjata penghancur massal di Irak.

Buku mantan Presiden George W. Bush berjudul Decision Points, yang dijual di toko-toko buku Amerika.

Obama Kunjungi Indonesia untuk Dorong Hubungan Perdagangan dan Keamanan

Obama sepakat untuk membangun "kemitraan menyeluruh" dengan negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia itu.

CIA Bebas dari Tuduhan Musnahkan Rekaman Interogasi Tahanan

CIA memusnahkan 92 rekaman para agen yang menggunakan metode interogasi keras atas dua tersangka teroris al-Qaida.

Presiden Obama Sebut Pemilu Birma "Sandiwara"

Dalam konferensi pers di Jakarta, Presiden Obama menyerukan agar Birma membebaskan tahanan politik Aung San Suu Kyi.

Haiti Laporkan Kasus Kolera Pertama di Port-au-Prince

Pihak berwenang khawatir penyakit yang sudah menewaskan 544 orang bisa menyebar ke ibukota Haiti yang belum pulih dari gempa.

Limbah Nuklir Tiba setelah Polisi Jerman Singkirkan Demonstran

Truk-truk pengangkut 123 ton limbah nuklir telah tiba di fasilitas penyimpanan di Jerman Utara.

Polisi Jerman menyingkirkan ribuan demonstran yang berusaha menghambat rute perjalanan truk-truk pengangkut 123 ton limbah nuklir.

Pasukan Afghanistan Tangkap Pemasok Senjata Taliban

Pasukan keamanan Afghanistan menangkap tersangka pemasok senjata untuk Taliban itu di bandara internasional Kabul.

Berita Lainnya

Dalam Surel Ini

Berita
Indonesia
Amerika Serikat
Asia
Timur Tengah
Politik
Bisnis dan Ekonomi
Seni dan Hiburan
Olahraga
Sains dan Kesehatan
Afrika
Eropa
Perang dan Konflik
Lingkungan Hidup
Bencana
Gaya Hidup

Berhenti Berlangganan

Jika Anda tak ingin lagi menerima surel ini mohon berhenti berlangganan

Kirim Pertanyaan?

Jika Anda punya pertanyaan mengenai surel newsletter ini, kirimkan ke : voaindonesia@voanews.com

Kami telah memperbarui desain situs kami agar lebih mudah bagi Anda mencari berita, informasi, video, program VOA dan berbagai fitur interaktif. Kirim komentar Anda mengenai desain baru ini melalui surel di voaindonesia@voanews.com.

Berhenti Berlangganan